Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang
mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati
panas/termal nya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan
sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari
energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang
kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara
dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil
akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita
mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama
dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk m
emas
ak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang
dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar
berfungsi.
Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang
diambil atau dikeluarkan. Mari kita periksa terjadinya hal ini dan
bagaimana kita mengetahui adanya perubahan energi.
Peristiwa termokimia
Misalkan kita akan melakukan reaksi kimia dalam suatu tempat tertutup
sehingga tak ada panas yang dapat keluar atau masuk kedalam campuran
reaksi tersebut. Atau reaksi dilakukan sedemikian rupa sehingga energi
total tetap sama. Juga misalkan energi potensial dari hasil reaksi lebih
rendah dari energi potensial pereaksi sehingga waktu reaksi terjadi ada
penurunan energi potensial. Tetapi energi ini tak dapat hilang begitu
saja karena energi total (kinetik dan potensial) harus tetap konstan.
Sebab itu, bila energi potensialnya turun, maka energi kinetiknya harus
naik berarti energi potensial berubah menjadi energi kinetik. Penambahan
jumlah energi kinetik akan menyebabkan harga rata-rata energi kinetik
dari molekulmolekul naik, yang kita lihat sebagai kenaikan temperatur
dari campuran reaksi. Campuran reaksi menjadi panas.
Kebanyakan
reaksi kimia tidaklah tertutup dari dunia luar. Bila campuran reaksi
menjadi panas seperti digambarkan dibawah, panas dapat mengalir ke
sekelilingnya. Setiap perubahan yang dapat melepaskan energi ke
sekelilingnya seperti ini disebut perubahan eksoterm. Perhatikan bahwa
bila terjadi reaksi eksoterm, temperatur dari campuran reaksi akan naik
dan energi potensial dari zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun.
Kadang-kadang perubahan kimia terjadi dimana ada kenaikan energi
potensial dari zat-zat bersangkutan. Bila hal ini terjadi, maka energi
kinetiknya akan turun sehingga temperaturnya juga turun. Bila sistem
tidak tertutup di sekelilingnya, panas dapat mengalir ke campuran reaksi
dan perubahannya disebut perubahan endoterm. Perhatikan bahwa bila
terjadi suatu reaksi endoterm, temperatur dari campuran reaksi akan
turun dan energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi akan
naik.
Peristiwa kebakaran menghasilkan panas
Pengukuran Energi Dalam Reaksi Kimia
Satuan internasional standar untuk energi yaitu Joule (J) diturunkan dari energi kinetik. Satu joule = 1 kgm
2 /s
2
. Setara dengan jumlah energi yang dipunyai suatu benda dengan massa 2
kg dan kecepatan 1 m/detik (bila dalam satuan Inggris, benda dengan
massa 4,4 lb dan kecepatan 197 ft/menit atau 2,2 mile/jam).
1 J = 1 kg m
2 /s
2
Satuan energi yang lebih kecil yang dipakai dalam fisika disebut erg yang harganya = 1×10
-7
J. Dalam mengacu pada energi yang terlibat dalam reaksi antara pereaksi
dengan ukuran molekul biasanya digantikan satuan yang lebih besar yaitu
kilojoule (kJ). Satu kilojoule = 1000 joule (1 kJ = 1000J).
Semua bentuk energi dapat diubah keseluruhannya ke panas dan bila
seorang ahli kimia mengukur energi, biasanya dalam bentuk kalor. Cara
yang biasa digunakan untuk menyatakan panas disebut kalori (singkatan
kal). Definisinya berasal dari pengaruh panas pada suhu benda. Mula-mula
kalori didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gram air dengan suhu asal 15
0 C sebesar 1
0
C. Kilokalori (kkal) seperti juga kilojoule merupakan satuan yang lebih
sesuai untuk menyatakan perubahan energi dalam reaksi kimia. Satuan
kilokalori juga digunakan untuk menyatakan energi yang terdapat dalam
makanan.
Dengan diterimanya SI, sekarang juga joule (atau
kilojoule) lebih disukai dan kalori didefinisi ulang dalam satuan SI.
Sekarang kalori dan kilokalori didefinisikan secara eksak sebagai
berikut :
1 kal = 4,184 J
1 kkal = 4,184 kJ